Kejahatan literasi sering menghiasi perhelatan pesta demokrasi. Memang media sosial kini sudah bertransformasi, tidak hanya media unjuk diri melainkan senjata melucuti privasi. Terbukti, pemberitaan sampah banyak menjejali.
Dalam pelaksanaan program Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKPP) yang belum lama ini dilaksanakan di Kota Bandung, Anggota Bawaslu Provinsi Jawa Barat, Zaki Hilmi pun mengajak para peserta untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah terprovokasi caci maki. “Jadilah bagian dari solusi untuk demokrasi”, ucap Zaki.
Ia menegaskan bahwa Pemilu dilakukan 'oleh kita dan untuk kita' yang dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya pendidikan dan ekonomi. Sehingga secara keseluruhan, pelaksanaan pesta demokrasi sebagai evaluasi bukan hanya tanggungjawab penyelengara melainkan semua pihak. Hal ini juga menyangkut legitimasi hasil Pemilu itu sendiri yang akan maksimal jika tingkat keterlibatan masyarakat semakin tinggi. "Menyangkut keamanan legitimasi dalam suatu kontestasi, semakin tinggi partipasi semakin tinggi pula legitimasi" tutur Zaki.
Ajakan berperan aktif juga datang dari Anggota Bawaslu RI, Ratna Dewi Petalolo. Ia yang hadir langsung membuka acara menekankan para peserta bahwa angin perubahan sesungguhnya ada di tangan mereka. Karena sebagai lembaga penyelenggara Pemilu akan selalu ada keterbatasan yang dihadapi Bawaslu.
"Kejahatan memang tidak akan sepenuhnya hilang. Minimal, berkurang karena perubahan yang lebih baik dari adik-adik sekalian. Tangan kami hanya dua, mata kami hanya dua tapi yang diawasai sangat banyak. Jadilah pemilih berarakter dan berintegritas. Jangan lupa, manfaaatkan ilmu SKPP ini dengan baik" ujar mantan Bawaslu Sulawesi Tengah itu. (She)