Bandung (26/1)---Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jabar apresiasi kunjungan Bawaslu Jabar ke kantornya dalam rangka membangun kerjasama hadapi Pemilu, kemarin (25/1). Kepala Kanwil sampaikan kerja sama Bawaslu-Kemenag sangat strategis. “Begitu luas spektrum kita. Kementrian Agama komandonya jelas, kata Menteri A maka hingga ke tingkat bawah akan sampai,” terangnya.
Ia sampaikan, Kemenag di Jawa Barat memiliki 16 ribu lebih madrasah, Ormas keagamaan, 6 ribu penyuluh agama hingga tingkat kecamatan dan desa, dan lebih dari 25 ribu ASN. “Jika Bawaslu pesannya masuk ke kita maka akan sampe ke jajaran bawah,” tambahnya.
Secara sosilogis, Mang Adib, sapaan akrabnya, jelaskan Jawa Barat kental dengan politik identitas sehingga sangat rentan terhadap intimidasi, kekerasan, pelanggaran Pemilu. “Karena basis kita Jawa Barat ini basis agama maka pendekatan kita sangat mengena,” terangnya.
Secara khusus, pihaknya menyampaikan sinergi yang bisa dilakukan Bawaslu dengan Kemenag di antaranya pendidikan dan sosialisasi netralitas ASN, selain pendidikan politik ke masyarakat umum, baik dalam kampanye tatap muka dan media sosial.
“Saya menggarisbawahi dengan hadirnya Bawaslu disini bagaimana menyelamatkan ASN agar mereka tidak terjebak daslam pelanggran Pemilu.”
Menanggapi Kepala Kemenag Jabar, Ketua Bawaslu Jabar Abdullah mengamini dan menyebut Kemenag Jabar sebagai institusi strategis. Salah satu sinergi yang diturunkan ke kabupaten/ kota di antaranya literasi dan edukasi demokrasi bisa masuk ke madrasah-madrasah.
“Kita menyambung yang Pak Kanwil sampaikan, titik temunya adalah pencegahan, sosialisasi, serta membuat forum bersama menjelang tahapan Pemilu,” ungkapnya.
Hadir pula anggota Bawaslu Jabar lainnya, yakni Wasikin Marzuki, Zaki Hilmi, Sutarno, dan Yusup Kurnia. Koordiv. Pengawasan dan Hubal, Zaki Hilmi menambahkan, saat ini Bawaslu Jabar menggalakan konsolidasi demokrasi dengan Ormas keagamaan yang ada di Jawa Barat,
“Kita ingin sama-sama mempersiapkan Pemilu 2024 jauh lebih sejuk. Terkhusus di Jawa Barat, peran tokoh agama bisa sama-sama menghadirkan demokrasi yang tanpa politik identitas,” ungkapnya.(IJ)